Home

Tuesday, May 25, 2010

SORGUM

Pembangunan pertanian tanaman pangan di Indonesia merupakan simbol pembangunan pertanian nasional yang meliputi padi dan palawija. Namun dilain pihak pengembangan tanaman serealia lainnya selain padi dan jagung sangat diharapkan untuk menunjang pengembangan diversifikasi pangan sebagai bahan alternatif untuk memenuhi kebutuhan akan pangan non beras. Tanaman sorgum di Indonesia sebenarnya sudah sejak lama dikenal tetapi pengembangannya tidak sebaik padi dan jagung, hal ini dikarenakan masih sedikitnya daerah yang memanfaatkan tanaman sorgum sebagai bahan pangan. Tanaman ini mempunyai prospek yang sangat baik untuk dikembangkan secara komersial di Indonesia, karena didukung oleh kondisi agroekologis dan ketersediaan lahan yang cukup luas. Sorgum juga sangat potensial untuk diangkat menjadi komoditas agroindustri karena mempunyai beberapa keunggulan seperti dapat tumbuh di lahan kering dan sawah pada musim kering/ kemarau, resiko kegagalan kecil dan pembiayaan (input) usahataninya relative rendah. Selain budidaya yang mudah, sorgum juga mempunyai manfaat yang sangat luas antara lain untuk pakan ternak, bahan baku industri makanan dan minuman, bahan baku untuk media jamur merang (mushroom), industri alkohol, bahan baku etanol dan sebagainya.

II. INFORMASI SORGUM
A. Penghasil Sorgum Dunia
Pada saat ini tanaman sorgum banyak terdapat di beberapa negara, antara lain : India, Cina, Nigeria, Amerika, Sudan, Argentina, Meksiko, Thailand dan Indonesia.

B. Daerah Pengembangan Sorgum
Daerah pengembangan sorgum diutamakan pada daerah-daerah yang pernah melakukan pertanaman sorgum adalah sebagai berikut:
1. Propinsi Jawa Barat
• Kabupaten Garut
• Kabupaten Ciamis
• Kabupaten Cirebon
• Kabupaten Sukabumi
• Kabupaten Indramayu

2. Propinsi Jawa Tengah
• Kabupaten Brebes
• Kabupaten Demak
• Kabupaten Wonogiri

3. Propinsi DI.Yogyakarta
• Kabupaten Bantul
• Kabupaten Kulon Progo
• Kabupaten Gunung Kidul

4. Propinsi Jawa Timur
• Kabupaten Pacitan
• Kabupaten Lamongan
• Kabupaten Sampang

5. Propinsi Nusa Tenggara Timur
• Kabupaten Kupang
• Kabupaten Rote Ndao
• Kabupaten Timor Tengah Selatan
• Kabupaten Timor Tengah Utara
• Kabupaten Belu
• Kabupaten Alor
• Kabupaten Flores Timur
• Kabupaten Sikka
• Kabupaten Ende
• Kabupaten Ngada
• Kabupaten Manggarai
• Kabupaten Sumba Barat
• Kabupaten Sumba Timur

C. Keunggulan
Tanaman sorgum mempunyai keunggulan yang tak kalah dari tanaman pangan lain, seperti:
• Daya adaptasi luas
• Tahan terhadap kekeringan
• Sangat cocok untuk dikembangkan di daerah marginal
• Dapat di ratun (pemangkasan batang tanaman pada musim panen pertama yang dilanjutkan dengan
   pemeliharaan tunas- tunas baru pada periode kedua)
• Seluruh bagian tanaman mempunyai nilai ekonomis.

D. Manfaat Tanaman Sorgum
Manfaat dari tanaman sorgum adalah sebagai berikut :
• Bahan baku industri kertas, nira, gula, alkohol, apritus dan monosodium glutamat (MSG)
• Bahan baku pakan ternak (biji sorgum)
• Bahan baku media jamur merang (Mushroom)
• Sumber hijauan pakan ternak ruminansia (batang dan daun)
• Bahan baku ethanol (biji sorgum)

E. Komposisi Nilai Nutrisi Sorgum
Komposisi nilai nutrisi tanaman sorgum tidak kalah dari tanaman serealia lainnya seperti padi, jagung dan ubi kayu. Perbandingan kandungan nutrisi tanaman sorgum dan beras adalah sebagai berikut :
Perbandingan Kandungan Nutrisi 100 gr sorgum dan beras.
Nutrisi                 Sorgum        Beras
Kalori (kal)         332               360
Protein (kal)          11                6,8
Lemak (gr)           3,3                0,7
Karbohidrat (gr)   7,3              78,9
Kalsium (m gr)      28                6
Besi (m gr)           4,4                0,8
Fosfor (m gr)      287              140

F. Sifat-sifat morfologis dan fisiologis
Adapun sifatsifat morfologis dan fisiologis tanaman sorgum adalah sebagai berikut :
• Bagian tanaman diatas tanah tumbuh lambat sebelum perakarannya berkembang dengan baik.
• Sistem perakarannya terdiri atas akar-akar seminal (akar-akar primer) pada dasar buku pertama pangkal
  batang, akar-akar koronal (akar-akar pada pangkal batang yang tumbuh ke arah atas) dan akar udara
  (akar-akar yang tumbuh dipermukaan tanah). Tanaman sorgum membentuk perakaran sekunder 2 kali lipat
  dari jagung.
• Batang beruas-ruas dan berbuku-buku, tidak bercabang dan pada bagian tengah batang terdapat seludang
  pembuluh yang diselubungi oleh lapisan keras (sel-sel parenchym). Daun tumbuh melekat pada buku-buku
  batang dan tumbuh memanjang, yang terdiri dari kelopak daun, lidah daun dan helaian daun. Daun berlapis
  lilin yang dapat menggulung bila terjadi kekeringan.
• Bunga tersusun dalam malai. Tiap malai terdiri atas banyak bunga yang dapat menyerbuk sendiri atau
  silang.
• Biji tertutup oleh sekam yang berwarna kekuning-kuningan atau kecoklat-coklatan. Warna biji bervariasi
  yaitu coklat muda, putih atau putih suram tergantung varietas.
• Tinggi tanaman berkisar 1-1,5 meter bahkan lebih tergantung varietas.

G. Jenis Tanaman Sorgum
Terdapat banyak jenis tanaman, antara lain :
 Sorgum berumur pendek/semusim (Sorghum vulgare)
 Sorgum Makanan Ternak : Varietas sachartum batangnya banyak mengandung gula yang dapat dipakai
    untuk membuat sirup. Ditanam juga untuk menghasilkan pakan ternak.
 Sorgum penghasil biji non saccharing : Jenis sorgum ini diantaranya milo, kafir, feteria dan heigari,
    batangnya tidak mengandung gula dan bijinya mengandung karbohidrat, protein dan lemak, daun untuk
    pakan ternak.
 Sorgum sapu : Jenis tanaman sorgum ini menghasilkan malai yang panjang tangkainya (30-90 cm) untuk
    dijadikan sapu dan sikat.
 Sorgum rumput (Sorgum vulgare sudanense) Jenis ini dikenal dengan sebagai rumput sunda, mempunyai
    sifat tahan kering dan tahan kekurangan air. Jenis ini dapat tumbuh dengan baik di tempat Rumput 
    Benggala dan Paspalum. Rumput ini dapat mencapai ketinggian 1,5 meter.
 Sorgum Tahunan (Sorgum helepensis) : Jenis sorgum ini merupakan nenek moyang Sorgum vulgare,
   dimana jenis sorgum ini tidak menghasilkan biji, namun dapat dimanfaatkan untuk makanan ternak.
   Diluar negeri dikenal sebagai rumput Johnson.

III. BUDIDAYA TANAMAN SORGUM
A. Syarat Tumbuh
Tanaman sorgum dapat berproduksi walaupun dibudidayakan dilahan kurang subur, air yang terbatas dan masukkan (input) yang rendah, bahkan dilahan yang berpasirpun sorgum dapat dibudidayakan. Namun apabila ditanam pada daerah yang berketinggian diatas 500 m dpl tanaman sorgum akan terhambat pertumbuhannya dan memiliki umur yang panjang.

Menurut hasil penelitian, lahan yang cocok untuk pertumbuhan yang optimum untuk pertanaman sorgum adalah :
• Suhu optimum 23° 30° C
• Kelembaban relatif 20% 40%
• Suhu tanah ± 25° C
• Ketinggian ≤ 800 m dpl
• Curah hujan 375 – 425 mm/th
• pH 5,0 – 7,5
Selain persyaratan diatas sebaiknya sorgum jangan ditanam di tanah podzolik merah kuning yang masam, namun untuk memperoleh pertumbuhan dan produksi yang optimal perlu dipilih tanah ringan atau mengandung pasir dan bahan organik yang cukup. Tanaman sorgum dapat beradaptasi pada tanah yang sering tergenang air pada saat banyak turun hujan apabila sistem perakarannya sudah kuat.

B. Penyiapan Lahan
Lahan dibersihkan dari sisasisa tanaman sebelumnya, kemudian dicangkul atau dibajak 2 kali setelah itu baru digaru dan diratakan. Setelah tanah diratakan, dibuat saluran drainase di sekeliling atau di tengah lahan. Ukuran petakan disesuaikan dengan keadaan lahan. Untuk lahan yang hanya mengandalkan residu air tanah, pengolahan hanya dilakukan secara ringan dengan mencangkul tipis permukaan tanah untuk mematikan gulma. Pengolahan tanah secara ringan sangat efektif untuk menghambat penguapan air tanah sampai tanaman panen. Tanah yang sudah diolah sebaiknya diberikan pupuk organik, misalnya pupuk kandang atau kompos. Pengolahan tanah ini bertujuan antara lain untuk memperbaiki struktur tanah, memperbesar persediaan air, mempercepat pelapukan, meratakan tanah dan memberantas gulma. Sebaiknya pengolahan tanah paling baik dilakukan 2-4 minggu sebelum tanam.

C. Pemilihan Varietas
Untuk mendapatkan hasil yang baik, yang harus diperhatikan adalah penanaman jenis varietas unggul yang cocok dan sesuai dengan lingkungan hidup setempat serta penerapan teknik budidaya yang tepat. Varietas unggul yang dianjurkan untuk ditanam harus memperhatikan kegunaan dan lingkungan tumbuhnya. Untuk keperluan konsumsi manusia (pangan) varietas yang dianjurkan antara lain UPCA S1, Keris, Badik dan Hegari Genjah. Karena varietas ini mempunyai keunggulan seperti berumur genjah, tinggi batang sedang, berbiji putih dengan rasa olah sebagai nasi cukup enak. Varietas Kawali dan Numbu yang dilepas tahun 2001 juga mempunyai rasa olah sebagai nasi cukup enak, namun umurnya relatif lebih panjang. Sedangkan untuk pakan ternak dipilih varietas sorgum yang tahan hama penyakit, tahan rebah, tahan disimpan dan dapat diratun.

Pada lingkungan yang ketersedian airnya terbatas dan masa tanam yang singkat dipilih varietas-varietas umur genjah seperti Keris, Badik, Lokal Muneng dan Hegari Genjah. Ditinjau dari segi hasil, varietas umur genjah memang hasilnya jauh lebih rendah daripada varietas umur sedang atau dalam, tetapi keistimewaannya dapat segera dipanen, menyelamatkan dari resiko kegagalan hasil akibat kekeringan.

D. Waktu Tanam
Sorgum dapat ditanam pada sembarang musim tanam asalkan pada saat tanaman muda tidak tergenang atau kekeringan. Namun begitu waktu tanam yang paling baik adalah pada akhir musim hujan atau awal musim kemarau. Pada areal yang telah disiapkan sebelumnya dibuatkan lubang tanam dengan jarak tanam disesuaikan dengan varietas yang digunakan, ketersediaan air dan tingkat kesuburan tanah. Pada tanah yang kurang subur dan kandungan air tanah rendah sebaiknya di gunakan jarak tanam lebih lebar atau populasi tanam dikurangi dari populasi baku (seharusnya).

E. Penanaman
Jarak tanam sorgum dapat bervariasi sesuai dengan varietas yang digunakan, ketersediaan air tanah dan kesuburan. Untuk mencapai hasil yang optimum, varietas pendek dan sedang memerlukan jarak tanam yang lebih rapat dibandingkan dengan varietas tinggi. Pada jenis varietas sedang sampai batas tertentu terjadi kenaikkan hasil dengan semakin tingginya populasi tanam. Sedangkan kebutuhan benih untuk pertanaman sorgum berkisar 10 kg/ha dengan jarak tanam 70 cm x 20 cm atau 15-20 kg/ha dengan jarak tanam 60 cm x 20 cm.

Pada tanah yang kurang subur dan kandungan air tanah rendah, sebaiknya digunakan jarak tanam lebih lebar atau populasi tanam kurang dari populasi baku. Untuk mengurangi penguapan air tanah, jarak tanam antar baris dipersempit tetapi jarak dalam baris diperlebar. Menanam sorgum dapat dilakukan dengan cara ditugal seperti halnya menanam jagung, bila jarak tanamnya tidak terlalu rapat. Lubang tanam diisi sekitar 3 5 biji, kemudian ditutup dengan tanah ringan. Penutupan tanah secara padat dan berat menyebabkan biji sukar berkecambah. Tanaman rapat dilakukan dengan menyebar biji di sepanjang alur garitan dan pengaturan jarak tanam dilakukan pada saat penjarangan. Tetapi cara ini hanya dapat dilakukan pada tanah yang mempunyai struktur gembur.
Setelah umur 3 minggu, tanaman harus segera dijarangi dan ditinggalkan 2 tanaman agar dapat tumbuh dan berproduksi secara optimum. Pertanaman yang hanya mengandalkan residu air tanah tidak perlu digemburkan. Pembumbunan dilakukan bersamaan dengan pemupukan ke2 (3-4 minggu setelah tanam), dengan tujuan untuk memperkokoh kedudukan tanaman dan untuk menekan penguapan air tanah.

F. Pemeliharaan
1. Pengairan
Tujuan pengairan adalah menambah air bila tanaman kekurangan air. Bila tidak kekurangan maka pengairan tidak perlu dilakukan. Sebaliknya, bila kebanyakan air justru harus segera dibuang dengan cara membuat saluran drainase.

Sorgum termasuk tanaman yang tidak memerlukan air dalam jumlah yang banyak, tanaman ini tahan terhadap kekeringan, tetapi ada masa tertentu tanaman tidak boleh kekurangan air yaitu :

• Tanaman berdaun empat, masa bunting waktu biji malai berisi, pada waktu tersebut tanaman tidak boleh
   kekurangan.
• Selama pertumbuhan pemberian air cukup dilakukan 3-6 kali setiap 4-10 hari sekali.
• Pemberian air dilakukan pada sore/malam hari, setelah suhu tanah tidak terlalu tinggi.
• Pemberian air dihentikan setelah biji mulai agak mengeras, hal ini dikarenakan agar biji dapat masak dengan
  serempak.

2. Pemupukan.
Tanaman sorgum banyak membutuhkan pupuk N (Nitrogen), namun demikian pemupukan sebaiknya diberikan secara lengkap agar produksi yang dihasilkan cukup tinggi. Dosis pemupukan yang diberikan berbeda-beda tergantung pada tingkat kesuburan tanah dan varietas yang ditanam.

3. Penjarangan Tanaman
Pertumbuhan tanaman sorgum biasanya sudah merata/seragam pada umur 2 minggu setelah tanam. Namun demikian tidak semuanya tanaman yang tumbuh di tiap lubang dengan baik.
Apabila terdapat tumbuh yang kurang baik perlu dilakukan penjarangan dengan mencabut tanaman yang kurang baik tersebut. Sehingga pada tiap lubang tersisa tanaman yang terbaik untuk dipelihara hingga panen.

4. Penyiangan
Penyiangan dilakukan dengan mencabut tumbuhan pengganggu (gulma) hingga perakarannya secara hatihati, agar tidak mengganggu perakaran tanaman utama. Keberadaan gulma akan menjadi pesaing bagi tanaman utama dalam mendapatkan air dan unsur hara yang ada di dalam tanah atau bahkan menjadi tempat hama atau penyakit. Oleh sebab itu gulma harus secara rutin disiangi. Gulma yang telah dicabut sebaiknya ditampung atau dikubur di suatu tempat agar membusuk sehingga kemudian dapat dijadikan kompos.

5. Pembubunan
Pembubunan dilakukan dengan cara menggemburkan tanah disekitar tanaman sorgum, kemudian menimbunkan tanah tersebut pada pangkal batang tanaman sorgum sehingga membentuk guludan-guludan kecil yang bertujuan untuk mengokohkan batang tanaman agar tidak mudah rebah dan merangsang terbentuknya akarakar baru pada pangkal batang.

6. Pengendalian hama penyakit
Tanaman Sorgum termasuk tanaman yang sedikit terserang hama penyakit bila dibandingkan dengan tanaman lainnya. Namun terdapat beberapa hama dan penyakit tanaman sorgum yang utama seperti :

• Lalat bibit (Atherigona exiqua Stein): Lalat bibit ini menyerang tanaman di bagian pangkal batang tanaman
 dengan menggerek dan menyerang tanaman sorgum muda (berumur 3 minggu setelah tanam) sehingga
 menyebabkan berlubang kecil tidak teratur dan akhirnya tanaman menjadi layu mati.

• Ulat Tanah (Agrotis sp) Ulat ini biasanya menyerang tanaman pada malam hari dengan sasaran tanaman
  sorgum stadium muda. Serangannya menyebabkan pangkal batang tanaman terpotong tepat diatas
  permukaan tanah sehingga bekas serangannya tampak terkulai.
• Hama bubuk : Disebabkan oleh serangan Sitophilus sp yang menyerang biji sorgum di gudang
  penyimpanan. Serangga ini menyerang biji sorgum yang berlubanglubang dan keropos sehingga tidak layak
 untuk dikonsumsi.
• Karat daun :Gejala serangannya adalah munculnya noda-noda kecil berwarna merah karat yang kemudian
 diikuti dengan timbulnya massa tepung berwarna coklat kekuningkuningan yang menutupi permukaan daun.
 Pengendaliannya dengan cara memangkas daun yang terinfeksi berat dan melakukan pergiliran/rotasi
 tanaman.
• Bercak daun : Ditandai dengan munculnya bercak bulat berukuran kecil dan berwarna kuning yang
 dikelilingi warna coklat pada daun yang terinfeksi.
• Kapang Jelaga : Gejala serangan pada permukaan atas daun tertutup oleh lapisan yang berwarna hitam,
 kering dan tipis dan dapat dikendalikan dengan menyemprotkan kapur atau menghembuskan belerang.

IV. PANEN DAN PASCA PANEN
Untuk mendapatkan hasil panen yang optimal, waktu musim penanaman diusahakan tepat sehingga pada saat pemasakan biji sampai panen berada pada musim kering. Karena apabila pada waktu pemasakan pada musim hujan dikhawatirkan banyak biji yang busuk dan berkecambah. Kualitas dan kuantitas hasil panenan sorgum sangat ditentukan oleh ketepatan waktu (baik tanam maupun panen), cara panen dan penanganan pasca panen.

A. Panen
Tanaman sorgum sudah dapat dipanen pada umur 3-4 bulan tergantung varietas. Penentuan saat panen sorgum dapat dilakukan dengan berpedoman pada umur setelah biji terbentuk atau dengan melihat cirri-ciri visual biji. Pemanenan juga dapat dilakukan setelah terlihat adanya cirri-ciri seperti daun-daun berwarna kuning dan mengering, biji-biji bernas dan keras serta berkadar tepung maksimal.
Panen yang dilakukan terlambat atau melampaui stadium buah tua dapat menurunkan kualitas biji. Biji-biji akan mulai berkecambah bila kelembaban udara cukup tinggi. Pemanenan sebaiknya dilakukan pada keadaan cuaca cerah/terang. Pada saat pemanenan sebaiknya pemotongan dilakukan pada pangkal tangkai/malai buah sorgum dengan panjang sekitar 15-25 cm. Untuk meningkatkan produksi sorgum dapat dilakukan budidaya lanjutan dengan cara ratun yaitu pemangkasan batang tanaman pada musim panen pertama yang dilanjutkan dengan pemeliharaan tunas- tunas baru pada periode kedua. Adapun tata cara budidaya sorgum ratun setelah panen musim pertama adalah sebagai berikut :
• Seusai panen pada musim pertama segera dilakukan pemotongan batang yang tua tepat diatas permukaan
  tanah.
• Tanah disekitar tanaman sorgum dibersihkan dari rumput liar/gulma.
• Di buatkan larikan kecil sejauh 10-15 cm dari pangkal batang tanaman sorgum kemudian disebarkan
  pupuk.
• Tanaman yang berasal dari tunas-tunas baru (ratun) dipelihara dengan baik seperti pada pemeliharaan
 tanaman periode pertama. Pada stadium buah tua dilakukan panen musim kedua. Hal yang sangat perlu
 diperhatikan adalah tata cara pemotongan batang tanaman. Pemotongan harus tepat dilakukan diatas
 permukaan tanah agar tunas-tunas baru tumbuh dari bagian batang yang berada di dalam tanah.

B. Pasca Panen
1. Pengeringan
Pengeringan dapat dilakukan dengan dua cara yaitu dengan dijemur dibawah sinar matahari atau dengan menggunakan mesin pengering. Lama penjemuran hingga biji sorgum berkadar air 12%-14% adalah sekitar 60 jam.

2. Perontokkan
Biji sorgum dirontokan dari malainya dengan cara diirik atau dapat pula dengan menggunakan mesin perontok. Biji sorgum dibersihkan dari kotoran atau limbah (sekam) kemudian dijemur ulang dengan disebarkan secara merata diatas lantai jemur.

3. Pewadahan dan Penyimpanan
Biji sorgum segera diwadahi dalam karung, tiap karung sebaiknya berkapasitas 25 kg-50 kg, kemudian disimpan dalam gudang penyimpanan yang kering dan berventilasi baik.
(ik/berbagai sumber)

No comments:

Post a Comment