Home

Monday, May 24, 2010

Belajar dari Pengalaman - Konservasi tanah dan air




Konservasi tanah dan air adalah upaya-upaya untuk melindungi, menjaga dan mengawetkan tanah dan air dari berbagai faktor penyebab kerusakan tanah.

Tujuan konservasi tanah & air
• Mencegah terjadinya erosi
• Mengendalikan air supaya menyerap ke dalam tanah
• Mempertahankan dan meningkatkan kesuburan tanah.

Erosi adalah : terkikisnya tanah oleh air, angin , ternak maupun manusia sendiri.
Sebab-sebab terjadinya erosi
• Sistem berladang tebas bakar, karena sewaktu membuka lading permukaan tanah terbuka sehingga tanah akan mudah terkikis baik oleh angin maupun air hujan.
• Pengolahan tanah yang tidak mengikuti garis kontur karena kalau ada hujan , air terus mengalir ke bawah sehingga mengikis tanah dan menerjang tanaman dan tanah yang ada dibawahnya.
• Air hujan yang berlebihan karena dengan semakin kuat dan seringnya hujan, tanah akan semakin rapuh dan  mudah terkikis oleh air hujan.
• Angin kencang , karena angin yang bertiup kencang maka ia dapat mengikis tanah.
• Ternak lepas, karena ternak tersebut dapat bebas menginjak-injak tanah, sehingga tanah mudah rapuh (terutama tanah yang miring)

Pembuatan dan cara penggunaan bingkai A
Cara membuat :

• Siapkan 3 buah batang kayu yang cukup kuat dan lurus, parang, batu, tali dan pensil.
• Potonglah dua batang kayu dengan panjang kira-kira 2 meter (setinggi badan 1,5 – 2 meter). Kedua batang ini akan menjadi Bingkai A
• Kemudian potonglah kayu dengan ukuran ½ dari panjang kedua batang kayu yang telah dipotong tadi. Potongan kayu ini akan menjadi palang melintang pada bingkai A
• Ikatkan kedua batang kayu yang panjang menjadi satu pada ujungnya. Ikatan itu harus berada kira-kira 2,5 cm dari ujung batang kayu tersebut. Pastikan sambungan kayu itu cukup kuat.
• Ikatkan salah satu ujung palang melintang pada salah satu kaki Bingkai A kira-kira ditengahnya.
• Ikat ujung palang melintang yang satunya lagi pada kaki Bingkai A dan akan berguna sebagai tempat penunjuk dalam mencari tempat mendatar.
• Ikat tali atau benang pada puncak Bingkai A
• Ujung tali yang satunya ikatkan sebuah batu atau bend alai. Benda tersebut harus cukup berat sehingga pada saat tergantung tidak bergoyang jika ditiup angin.





Cara penggunaan
Untuk menentukan garis kontur , harus diketahui terlebih dahulu dengan tepat kapan kedua kaki bingkai A berada dalam keadaan yang benar-benar mendatar pada garis kontur. Untuk itu maka kita perlu menemukan titik tengah/titik keseimbangan , yaitu titik dimana benang memotong palang melintang pada saat kedua kaki Bingkai A berada dalam posisi mendatar.

Langkah-langkah menemukan titik tengah
• Tegakkan Bingkai A dengan menggunakan patok, tandailah tempat dimana ujung kedua kakinya bertumpu pada tanah. Sebaiknya dipilih tanah yang agak miring (5-10 derajad)
• Tandailah dengan pensil tempat dimana benang melalui palang melintang bingkai A
• Pindahkan Bingkai A sehingga kedudukan kaki terbalik: kaki kiri berada di tempat dimana kaki kanan berada dan kaki kanan berada dimana tadinya kaki kiri berada.
• Sekali lagi , tandailah tempat dimana benang melewati palang melintang. Kalau Bingkai A berada pada tanah yang benar-benar datar, kedua tanda akan berada di tempat yang sama. Kalau tanahnya tidak mendatar , kedua tanda itu akan terpisah.
• Kalau kedua tanda pada palang melintang itu terpisah, buatlah satu tanda lagi tepat di tengah diantara kedua tanda tadi. Tanda inilah yang disebut dengan titik tengah atau titik keseimbangan.

Cara Menentukan Garis Kontur dengan Bingkai A
Garis kontur adalah garis khayal yang mendatar dan sama tingginya di semua tempat.
Pembuatan garis kontur sebaiknya dimulai dari tempat yang paling tinggi di kebun. Saat pertama kali menggunakan Bingkai A, dimulai dari bagian lekukan kebun yang paling rendah. Bingkai A ini dapat dijalankan dari kiri ke kanan atau sebaliknya.

Langkah-Langkah :
• Potonglah beberapa kayu yang cukup kuat untuk dijadikan patok. Patok-patok ini akan digunakan untuk menandai titik-titik dimana parit kontur akan digali.
• Pasanglah patok pertama di pinggir kebun bagian atas.
• Pasanglah salah satu Bingkai A tepat di bagian atas menyentuh patok yang pertama. Geserlah kaki Bingkai A yang satunya lagi sampai benang melewati titik tengah. Lalu pasang patok berikutnya tepat dibawah dan membentuk kaki bingkai A yang satunya lagi.
• Kemudian angkatlah Bingkai A dan geserlah sehingga salah satu kaki Bingkai A itu menyentuh patok yang dipasang.
• Pasanglah Bingkai A sehingga benang tepat melewati tanda datar. Pasanglah patok di kaki Bingkai A yang satu lagi di bagian bawahnya tetapi masih menyentuhnya. Lanjutkanlah pekerjaan sepanjang lebar kebun dengan cara itu.

Pembuatan garis kontur berikutnya dilakukan dengan bergerak ke bawah dimana saat pandangan mata sama tinggi dengan garis kontur yang sudah dibuat , maka titik dimana kaki menginjak tanah itulah garis kontur berikutnya dibuat. Demikian seterusnya sampai seluruh kebun telah ditandai garis konturnya.

Jenis-Jenis teras.
- Teras kredit batu : Teras yang tersusun dari batu-batu yang ada didalam dan disekitar kebun. Susunan batu mirip seperti pematang yang melintang di kebun. Tanaman penguat teras ditanam pada bagian bawah teras batu. Bidang olah masih miring dan secara perlahan akan menjadi rata.

- Teras kredit Guludan : Teras yang tersusun dari tanah yang digali pada tempat saluran got/parit kontur sehingga Nampak seperti guludan. Tanaman penguat teras dapat ditanam pada guludan , sedangkan got berfungsi untuk menampung air. Bidang olah masih miring dan secara perlahan akan menjadi rata.

- Teras bangku : Teras yang dibuat dengan meratakan bidang olah yaitu dari tanah bagian atas di tarik ke bawah sehingga mirip seperti bangku, bidang olah akan rata dan pada bagian bawah dibuat pematang. Tanaman penguat teras dapat ditanam pada pematang.



Penanaman tanaman penguat teras
Jenis – jenis tanaman penguat teras
o Kaliandra merah dan putih
o Gamal
o Kembang sepatu
o Rumput raja, rumput gajah , rumput setaria
o Nenas, dll

Cara menanam
o Pola tanam zig-zag (segitiga) dan merupakan campuran berbagai jenis tanaman teras.
o Jarak tanam sesuai dengan kemiringan lahan dan ketersediaan benih, misalnya 5 cm x 5 cm, 10 cm x 10 cm atau lebih. Makin miring lahan, makin rapat jarak tanam yang dibutuhkan.
o Waktu tanam pada awal musim hujan.
o Jumlah biji per lubang sekitar 2-3 biji.

Teknik-teknik konservasi tanah dan air yang lain adalah :
- Parit kontur : Parit yang berada disebelah atas teras/guludan untuk menampung dan meresapkan air kedalam tanah.
- Saluran pembuangan / Pengendali air : Saluran untuk mengalirkan air berlebihan dari kebun ke tempat lain yang lebih aman dan biasanya dibuat disekeliling dan kepala kebun.
- Tanggul penghambat : Tanggul untuk menghambat aliran air got/parit kontur saluran pengendali air.
- Perangkap tanah : Lubang untuk menampung sari-sari (kikisan/humus) dan air sehingga air meresap ke dalam tanah. Perangkap biasanya dibuat pada got/parit atau saluran pembuangan air.










No comments:

Post a Comment