Pranata mangsa merupakan perhitungan waktu berdasarkan kejadian-kejadian alam seperti musim penghujan, kemarau, letak bintang, pengaruh bulan purnama, dan lain-lain. Biasanya pranata mangsa dijadikan patokan untuk melakukan suatu kegiatan. Di masyarakat petani dan nelayan, pranata mangsa masih sering digunakan sebagai pertanda dalam melaksanakan pekerjaannya, untuk mengurangi resiko dan mencegah biaya produksi tinggi.
Pembagian Pranata Mangsa untuk pertanian :
Mangsa 1 (22 Juni -1 Agustus) : Daun-daun mulai berguguran, menyesuaikan dengan cuaca yang mulai kering, karena kemarau sudah berlangsung
Mangsa 2 (2-24 Agustus) : Ditandai dengan tanah retak , karena tidak ada hujan sama sekali
Mangsa 3 (25 Agustus – 18 September) : Masih kering, tetapi beberapa jenis tanaman , seperti umbi-umbian, masih bisa mengeluarkan tunasnya, seperti gadung dan ketela
Mangsa 4 : (19 September – 13 Oktober) : Kekeringan sudah pada puncaknya karena banyak sumber mata air mongering, bahkan mati
Mangsa 5 (14 Oktober – 10 November) : Musim hujan mulai tiba
Mangsa 6 (11 November – 22 Desember) : Banyak buah-buahan mulai masak. Tetapi banyak juga lalat bermunculan. Jadi perlu menjaga kebersihan lingkungan.
Mangsa 7 (23 Desember – 3 Februari) : Hujan sangat lebat dan banyak penyakit yang dibawa angin. Sebaiknya lingkungan sudah dibersihkan pada bulan sebelumnya, karena pada mangsa ini rawan terjadi bencana.
Mangsa 8 (4 Februari – 28/29 Februari) : Mangsa ini biasanya musim kawin bagi binatang, khususnya burung pemakan padi
Mangsa 9 (1-25 Maret): Padi sudah mulai menguning sehingga banyak petani senang karena mendekati masa panen
Mangsa 10 (26 Maret – 18 April) : Banyak binatang mulai bunting setelah musim kawin beberapa waktu lalu
Mangsa 11 (19 April – 11 Mei) : Mangsa ini musimnya panen raya
Mangsa 12 (12 Mei – 21 Juni) : Mangsa ini air sudah menghilang atau menginjak musim kemarau
No comments:
Post a Comment