Home

Thursday, July 15, 2010

Incest - Kisah Kelam Kembar Buncing

Novel ini terpaksa dihentikan publikasinya di Bali Post lewat cerita bersambung, karena telah dianggap membawa berita aib pada masyarakat Bali. Keberanian mengungkap peristiwa incest telah memicu terjadinya “pengadilan” penulis. Tanggal 25 Desember 2003 masyarakat beserta para tokoh modern, tokoh-tokoh adat , para pemuka pura, kelompok-kelompok kecil dan aparat adat, berkumpul dibalai desa untuk mendengarkan pertanggungjawaban yang telah ditulis penulis. Alhasil penulis mendapat vonis dikeluarkan dari desa adat. Demi menghormati kultur-historis-religius penulis menerima putusan, dan menganggap sebagai hadiah Natal yang paling berharga dalam hidupnya.

Membaca novel ini seperti menyaksikan panorama Bali yang tak seindah matahari terbit di Pantai Kuta. Di balik keindahannya , terungkap ketentuan kuno bahwa bagi masyarakat Bali yang melahirkan kembar sepasang (laki-laki dan perempuan) dianggap membawa aib, orangtuanya didenda, mereka diasingkan keluar desa, dan kemudian diwajibkan melakukan pencucian yang melelahkan. Selain itu , kedua anaknya pun dipisah setelah dewasa dipertemukan kembali dan dinikahkan dengan legitimasi adat yang massif.

Novel ini menarik karena kasus Incest didedah secara berani dan berhasil mendeskripsikan alur kultur dengan lincah. Berbagai upacara khas Bali dituturkan dengan bahasa yang intens, tak putus seolah kita terlibat di dalamnya dan emosi kita diajak kepuncah ekstase. Terlebih novel ini ditulis dengan teknik etnografi , sehingga deskripsi peristiwa dalam cerita yang disusun adalah fakta atau realitas dan bukan fiksi.


Judul Buku : Incest – Kisah Kelam Kembar Buncing
Kategori    : Novel – berdasarkan kisah nyata
Pengarang : I Wayan Artika
Penerbit    : InterPreBook

No comments:

Post a Comment