Home

Monday, August 2, 2010

Ini cerita penginapan

Setiap kali melakukan kunjungan ke daerah khususnya di wilayah timur, salah satu topik yang sering jadi bahasan selain makanan adalah tempat tidur alias penginapan. Banyak hal menarik mulai dari yang bikin senyum-senyum sendiri sampe kadang bikin dongkol. Makin terpencil suatu daerah makin minimalis juga penginapan yang tersedia. Mulai dari jumlah, kondisi penginapan hingga perlengkapan yang disediakan. Dalam salah satu perjalanan baru-baru ini , penginapan yang kami tinggali termasuk penginapan yang baru dibuka, dengan harga kamar Rp. 350,000 per malam, fasilitas yang tersedia TV, AC dan sarapan pagi. Kondisi kamar dan perabotan juga masih sangat baru dengan karyawan dan staf yang ramah melayani tamu. Aku sih senang-senang saja bisa mencoba kamar baru. Masalah mulai timbul ketika sudah di dalam kamar. Didalam kamar mandi disediakan ember sebagai pengganti bak mandi tapi kran airnya tidak kelihatan walaupun showernya ada. Aku baru sadar setelah mau mandi, terpaksa pake baju lagi dan nyari mbak-mbak dan mas-mas buat ditanyain. Menurut karyawan penginapan, kran airnya patah (?) oleh tamu yang menginap sebelumnya, (padahal kran airnya terbuat dari besi :-) , gak tau kenapa bisa patah, mungkin dipake buat loncat-loncat dan olah raga didalam kamar mandi). Jadi dengan menggunakan semprotan air buat toilet saya mengisi bak buat mandi. Colokan listrik yang ada juga cuma satu dan itu juga udah dipake buat tivi, untungnya, aku sering bawa stop kontak yang bisa dipake rame-rame, buat charger hp, catok rambut sama ngecharge laptop sekaligus. Handuk , air minum dan sabun mandi juga harus diminta karena tidak tersedia dikamar. (Aku paling sering gak bawa handuk dan sabun supaya gak bikin penuh koper). Nonton televisi juga harus sabar karena siaran yang lagi ditonton tiba-tiba bisa pindah ke saluran lain, karena pusat pengendali tv dan remotenya ada di receptionist, jadi suka-suka resepsionisnya mindahin saluran. Meskipun remote TV disediain di masing-masing kamar, tapi tetep aja gak bisa dipake, karena siaran cuma bisa dipindah dari operator alias si resepsionis di depan.

Di kota lain masih dalam satu provinsi yang sama di sebuah penginapan di kota berudara dingin, punya cerita lain lagi. Harga kamar per malam Rp. 200,000 dilengkapi dengan fasilitas TV dan sarapan pagi dengan setangkup roti bakar, teh/kopi dan telur rebus. Karena udara sudah cukup dingin, AC atau kipas angin tidak ada lagi. Ini sudah kali ketiga aku tinggal di penginapan yang sama, karena penginapan ini yang lumayan bersih dari penginapan-penginapan lain yang ada. Dari pengalaman sebelumnya, selama aku tinggal (4-5 hari ) kamar tidak pernah dibersihkan. Handuk dan sabun mandi juga tidak pernah diberi kalau tidak diminta, air minum juga tidak disediakan. Jadi harus beli air minum botolan sendiri buat persediaan. Karena udara cukup dingin dan tidak semua kamar mendapat fasilitas air panas (termasuk kamarku) banyak tamu yang minta disediakan air panas untuk mandi (catatan : untuk menyiasati mandi pagi dan sore supaya badan tidak kebas kedinginan mandi mulai dari nyabunin kaki dulu, kemudian tangan dan baru terakhir seluruh badan dan terakhir jebar jebur dibilas dengan air keseluruh badan, jadi gak terlalu dingin ..

Sebagai hiburan, biasanya kita ngobrol dengan tetangga kanan kiri kamar tiap malem sebelum tidur sehabis makan malam, sekalian kenalan, apalagi kalo tetangganya cakep, wuah sampe malem juga dilakoni :-D

No comments:

Post a Comment