Meskipun metafora saya tak sekaya Paman Gober atau Abbie , semoga cerita yang
dibagi di Bebek Slamet kali lalu masih bisa memberi arti
dan menenangkan hati menghadapi kondisi
yang semakin meninggi...
Seorang bapak dan anaknya ingin berpesiar dengan seekor unta kepunyaan mereka. Si anak menyuruh bapaknya menaiki unta karena merasa perlu menghormati bapaknya yang lebih tua. Jadi si anak berjalan beriringan dengan unta yang membawa bapak nya.
Si bapak yang merasa bersalah, lantas turun menyuruh anaknya untuk menaiki unta itu dan bapaknya yang berjalan beriringan dengan unta.
Dipertengahan jalan berikutnya, ada seorang datang
menegur, “Kasihan bapak mu yang tua ini dibiarkan berjalan, seharusnya bapak mu
yang tua ini yang menunggang unta. Beliau tentu kepayahan berjalan”
Si anak pula merasa bersalah lantas memberitahu bapaknya “bagaimana ini
bapak?”Bapaknya lantas berkata, Tak apalah kita berdua naik unta ini. Anaknya setuju.
Dipertengahan jalan berikutnya, ada seorang lagi datang menegur , ish kasihan unta ini kalo bapak dan anak naik berdua diatasnya”
Bapak dan anak tadi pun turun dan mereka berdua sepakat untuk berjalan
bersama-sama dengan mengiringi unta tanpa menaikinya.
Dipertengahan jalan seterusnya, ada seorang lagi datang menegur, “ apa
gunanya unta kalo tak dinaiki”Bapak tadi kemudian memberitahu anaknya “Lihatlah anakku, apapun tindakan kita , sudah tentu ada orang yang tidak setuju dan menganggap buruk”
Apapun komentar orang yang tahu
kondisi sebenarnya hanyalah si anak dan si bapak berdua, jika terus menerus memikirkan pendapat orang lain ,
tak akan pernah ada akhirnya dan hanya akan
merusak niat bapak dan anak yang sejatinya ingin menikmati perjalanan berpesiar
berdua…
Great work!
ReplyDeleteCheck this one october2017moonphasescalendar
Thanks