Speaker Ipod kesayangan saya rusak. Setiap dipasang
suara nya sember kayak kumpulan kaleng rombeng yang digeber-geber. Membuat sakit telinga dan ingin jauh-jauh saya lempar.
Saya merasa , speaker Ipod saya bersekongkol dengan
pacar dan anak-anak saya, yang satu menolak saya telepon dan yang lainnya malah
mematikan hape. Mereka pasti merasa suara saya sudah seperti kaleng rombeng
yang digeber-geber juga karena belakangan ini lebih sering terdengar dengan
nada tinggi melulu , sehingga mereka merasa
perlu melindungi indra pendengarnya dari suara saya.
Bisa jadi juga , speaker saya memberi signal untuk mengistirahatkan
dia dulu, karena terlalu sering dipakai terus menerus memutar musik meditasi
saya tanpa jeda. Bisa jadi itu juga pertanda
bahwa saya harus diam tak menggunakan mulut saya untuk berbicara dan hanya mendengarkan suara hati saya sendiri.
Apapun itu , sekarang ini , saya cuma ditemani
setumpuk buku-buku yang belum selesai saya baca. Ada buku hasil pinjaman dan
ada buku yang saya beli karena dapat
diskonan. Semua buku-buku itu tidak menarik saat ini, cuma saya susun bertumpuk
untuk dudukan speaker Ipod saya yang sedang rusak.
Saya jadi ingat , saya punya wedges rusak L, selop dengan tumit kayu coklat yang besar dan tinggi
berwarna hitam dibagian penutup kaki dan
berkerlap-kerlip jika terkena cahaya, hadiah ulang tahun dari pacar. Sayangnya
, karena antara bagian tumit dan atasnya lepas , saya terpaksa mengistirahatkan
dia dari tugasnya.
Sebenarnya , kaki saya yang panjang dan lebar
dengan ukuran jempol yang lebih besar dari ukuran jempol wanita pada umumnya,
sangat cantik (menurut saya) memakai selop dengan tumit yang juga besar dan tinggi , apalagi , warnanya hitam. Warna kesenangan
saya selain ungu.
Mungkin saya yang tidak memperlakukan dia dengan
baik dan benar sewaktu saya pakai berjalan-jalan, sehingga dia memilih untuk melepaskan
bagian tumit dan atas nya dari kaki saya , ketika sedang saya pakai berjalan di
jalanan ramai di kawasan Kemang. Dia mogok
jalan.! Saya cuma bisa bengong , antara malu, marah dan kepingin ngakak jadi
satu , ketika melihat satu tumit tinggi saya terlepas dan hanya bagian atas nya yang nyangkut di kaki
saya. Dari pada jalan timpang, kedua selop saya lepas , dan saya berjalan tanpa
alas kaki mampir ke toko 24 jam ,membeli sandal jepit dan mengganti selop kesukaan
saya dengan sandal jepit. Mungkin saya cuma cocok memakai sandal jepit daripada
si wedges bling-bling. Pacar saya malah menertawai saya habis-habisan sepanjang
jalan.
Cerita tentang barang kesayangan masih berlanjut, beberapa
waktu lalu , ketika liburan di Jakarta, saya
menunggu bajaj dengan pacar di daerah Kota Tua menuju stasiun Kota. Saya memakai T-Shirt warna putih (juga
pemberian pacar) dan jeans biru kesayangan yang paling sering dipakai dan paling sering dicuci
, karena paling nyaman digunakan. Sebelumnya,
beberapa bajaj lewat tapi berisi penumpang. Akhirnya satu bajaj warna biru yang
kosong berhenti di depan kami, ketika baru sebelah kaki melangkah masuk ke
dalam bajaj, tanpa saya sadari , ada cantolan besi cukup panjang untuk mengunci
pintu bajaj tersangkut di celana dan
merobek celana kesayangan saya cukup
panjang dan lebar tepat di bagian paha kebawah. Jadi sepanjang jalan menuju stasiun
Kota tas selempang saya berfungsi menutupi
paha saya yang terbuka. Niat semula , tawaf , keliling mall , terpaksa dirubah
dengan mampir dulu ke kos pacar untuk mengganti celana panjang saya yang robek
dengan celananya, karena saya memang tidak punya celana lagi. Masih untung saya , kerena celana robek saya, saya
bisa dapat dua jatah celana yang sudah
tidak bisa dipakai lagi karena dia sudah lebih gendut dari saya.
Ini mungkin juga pertanda kalo celana jeans
kesayangan saya , sudah lelah saya pakai berulang-ulang dan jarang beristirahat.
Akhirnya dia memilih merobek dirinya sendiri demi untuk bisa pensiun dari saya.
Kembali ke speaker rusak , pacar dan anak-anak saya
yang saya bilang bersekongkol mogok sama-sama, ini pasti karena saya terlalu
sering menggunakan mereka hanya untuk kepentingan saya dan jika saya perlu saja
. Saya lupa kalau saya juga perlu berhenti sejenak, memperhatikan dan
mendengarkan apa yang menjadi keinginan dan kebutuhan mereka. Kali ini giliran
saya yang harus diam , mendengarkan apa yang menjadi kepentingan
mereka … saya juga harus menjaga supaya benda dan orang-orang
tersayang saya tidak saya abaikan keberadaannya , yang menjadi penyemangat hidup saya …
No comments:
Post a Comment