Waktu Ratu Saba’–Balqis disambut Sulaiman
ditinggalkannya kerajaan dan kekayaannya
samalah dengan cara kekasih meninggalkan reputasinya.
Semua hambasahyanya takbermakna apaapa lagi,
kurang lagi dari ampas bawang
Istana-istananya dan kebun-kebunnya,
tindihmenindih bagai bangkai binatang.
Balqis mendengar arti batin LA! Tak!
Ditemuinya Sulaiman sonder apa, kecuali
Tahtanya! Bagai kalam penulis seolah
sorang teman, bagai aset karyawan untuk
hari demi hari menjadi ‘gitu akrab, seolah
tahta emasnya itulah satusatunya di dirinya.
‘Kan kuuraikan lagi tentang fenomena ini,
tentulah akan menjadi panjang lagi.
Tahta itu amat besar dan payah untuk dipunggah,
karena ia takboleh dipecahpecah, ia seolah
pemersatuan tubuh manusia.
Sulaiman menatap bahwa hati Balqis ‘tlah terbuka kepadanya
dan tahta ini bakal menghantui
pada dirinya. “Biarkan dibawanya,” katanya. “Ia bakal
menjadi pengajaran kepadanya bak sepatu tua
dan jaket bagi Ayaz. Dia bisa melihat
pada tahta dan sejauh mana perjalanannya.”
Dalam masa yang sama, Tuhan dengan proses
berseturutan generasi sebelum kita:
kulit yang licin dan airmani
dan embryo yang mengembang.
Pabila kau lihat sebutir mutiara di bawah
kau tiba pada buih dan kayuan patah
di permukaan. Pabila matahari bersinar, kau lupa
mengumpulkan klompok Skorpio.
Waktu kau saksikan kemesraan penyatuan,
atraksi penduaan begitu indah
dan menawan, tapi tak begitu menarik hati.
JALALUDDIN RUMI
(The Essential Rumi)
Terjemahan: Dato Dr Ahmad Kamal Abdullah (Kemala)
No comments:
Post a Comment