Home

Thursday, April 25, 2013

Bebek Slamet dan Unta

Meskipun metafora saya tak sekaya  Paman Gober atau Abbie , semoga cerita yang dibagi di Bebek Slamet kali lalu masih bisa memberi arti dan menenangkan hati menghadapi kondisi  yang semakin meninggi...

Seorang bapak dan anaknya ingin berpesiar  dengan seekor unta kepunyaan mereka.  Si anak menyuruh bapaknya menaiki unta karena merasa perlu menghormati bapaknya yang lebih tua. Jadi si anak berjalan beriringan dengan unta yang membawa bapak nya.
Dipertengahan jalan, ada seorang menegur , “kasihan anak ini berjalan. Seharusnya, si anak yang kecil ini menunggang unta. Dia tentu kelelahan”
Si bapak yang merasa bersalah, lantas turun menyuruh anaknya untuk menaiki unta itu dan bapaknya yang berjalan beriringan dengan unta.

Dipertengahan jalan berikutnya, ada seorang datang menegur, “Kasihan bapak mu yang tua ini dibiarkan berjalan, seharusnya bapak mu yang tua ini yang menunggang unta. Beliau tentu kepayahan berjalan”
Si anak pula merasa bersalah lantas memberitahu bapaknya “bagaimana ini bapak?”
Bapaknya lantas berkata,  Tak apalah kita berdua naik unta ini.  Anaknya setuju.
Dipertengahan jalan berikutnya, ada seorang lagi datang menegur , ish kasihan unta ini kalo bapak dan anak naik berdua diatasnya”

Bapak dan anak tadi pun turun dan mereka berdua sepakat untuk berjalan bersama-sama dengan mengiringi unta tanpa menaikinya.
Dipertengahan jalan seterusnya, ada seorang lagi datang menegur, “ apa gunanya unta kalo tak dinaiki”
Bapak tadi kemudian memberitahu anaknya “Lihatlah anakku,  apapun tindakan kita , sudah tentu ada orang yang tidak setuju dan menganggap buruk” 

Apapun komentar orang  yang tahu kondisi sebenarnya hanyalah si anak dan si bapak berdua, jika  terus menerus memikirkan pendapat orang lain , tak akan pernah ada akhirnya  dan hanya akan merusak niat bapak dan anak yang sejatinya ingin menikmati perjalanan berpesiar berdua…